Hubungi   (0717) 422145, 422965   info@ubb.ac.id

Akses Air Bersih Dan Sanitasi

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal dengan daerah yang memiliki kolong dengan keanekaragaman yang dihasilkan dari bekas galian tambang timah yang dilakukan secara terus menerus. Akan tetapi tata- rata kolong di daerah ini sudah terkontaminasi dengan zat kimia serta logam yang berasal dari limbah rumah tangga dan maraknya penambangan ilegal yang meninggalkan bekas galian. Sehingga akses untuk air bersih yang didapatkan dari kolong itu sendiri sangatlah jauh dari kata layak untuk dikonsumsi ketika digunakan untuk kehidupan sehari - hari. Sebagian masyarakat di daerah ini masih menggunakan kolong untuk kehidupan sehari -hari seperti mandi dan mencuci. Dengan adanya permasalahan diatas melalui gagasan Menanam Humus dan Memanen Air di Kolong Tambang Timah Terabaikan di Provinsi Bangka Belitung. Konsep ini yang dimana melakukan penanaman atau penimbunan sampah-sampah organik dari hasil limbah rumah tangga dan lainnya ke tempat kolong pasca tambang timah yang tidak terpakai lagi. Kemudian, diuraikan kembali oleh Filum Bacteroidetas yang dominan ditemukan di kolong berumur 5-10 tahun (Kurniawan, 2019). Hasil penguraian tersebut yang kemudian menjadi endapan humus sehingga menghasilkan air yang kualitasnya dapat meminimalisir banyaknya kandungan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan menetralisir pH air yang bersifat asam. Tidak hanya itu, hasil penanaman menjadi humus ini bisa dikatakan efektif karena pengolahannya ramah lingkungan dan tidak menggunakan banyak biaya. Kemudian, hasil memanen air dari humus disalurkan melalui PDAM dengan salah satu cara pengolahan secara kimiawi, pengolahannya dilakukan dengan cara menambah suatu senyawa kimia yang biasanya disebut dengan koagulan dan flokulan di mana senyawa ini berfungsi sebagai penjernih air yaitu Poly Aluminium Chloride (PAC) yang dimana kinerjanya lebih daripada menggunakan tawas. Dengan gagasan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh penambangan timah dengan memanfaatkan kolong yang terabaikan dan memberikan dampak sosial, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat memotivasi dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam. Gagasan ini dapat terealisasi melalui peran pemerintah dan swasta, akademisi, serta masyarakat sekitar.Lebih sedikit